TUGAS TERSTRUKTUR
MATA KULIAH PENDIDIKAN KESEHATAN MASYARAKAT (PKM)
METODE SIMULASI
Disusun oleh:
ALFIANTI NURFADILLAH G1B014031
SITI SANDRIANTI
F. G1B014043
SYIFA WARAS UTAMI G1B014068
ALIFAAH WINDA N. G1B014084
NISA KHOIRULLISANI G1B014100
KELAS A
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
PURWOKERTO
2015
METODE SIMULASI
A.
Pengertian Simulasi
Simulasi
berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat
seakan-akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan cara penyajian
pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang
konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Menurut Pusat Bahasa Depdiknas
(2005) simulasi adalah satu metode pelatihan yang memperagakan sesuatu
dalam bentuk tiruan (imakan) yang mirip dengan keadaan yang sesungguhnya;
simulasi: penggambaran suatu sistem atau proses dengan peragaan memakai model
statistic atau pemeran.
Simulasi
adalah sebuah replikasi atau visualisasi dari perilaku sebuah sistem, misalnya
sebuah perencanaan pendidikan, yang berjalan pada kurun waktu yang
tertentu.Jadi dapat dikatakan bahwa simulasi itu adalah sebuah model yang
berisi seperangkat variabel yang menampilkan ciri utama dari sistem kehidupan
yang sebenarnya. Simulasi memungkinkan keputusan-keputusan yang menentukan
bagaimana ciri-ciri utama itu bisa dimodifikasi secara nyata (Syaefudin,Syamsudin.,
2005).
Metode
simulasi merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam
pembelajaran kelompok. Proses pembelajaran yang menggunakan metode simulasi
cenderung objeknya bukan benda atau kegiatan yang sebenarnya, melainkan
kegiatan mengajar yang bersifat pura-pura. Kegiatan simulasi dapat dilakukan
oleh siswa pada kelas tinggi di sekolah dasar (Anitah,dkk., 2007).
Metode mengajar simulasi banyak digunakan
pada pembelajaran IPS, PKn, Pendidikan Agama, dan Pendidikan Apresiasi.
Pembinaan kemampuan bekerjasama, komunikasi dan interaksi merupakan bagian dari
keterampilan yang akan dihasilkan melalui pembelajarn simulasi.
Metode mengajar simulasi lebih banyak menuntut aktivitas siswa sehingga metode
simulasi sebagai metode yang berlandaskan pada pendekatan CBSA dan keterampilan
proses.Metode ini dapat digunakan dalam pembelajaran berbasis konstektual,
salah satu contoh bahan pembelajaran dapatdiangkat dari kehidupan sosial,
nilai-nilai sosial maupun permasalahan-permasalahan sosial yang aktual maupun
masa lalu untuk masa yang akan datang. Permasalahan- permasalahan yang
berkaitan dengan nilai-nilai kehidupan sosial maupun membentuk sikap atau
perilaku dapat dilakukan melalui pembelajaran ini.Langsung maupun tidak
langsung melalui simulasi kemampuan siswa yang berkaitan dengan bermain peran
dapat dikembangkan. Siswa akan menguasai konsep dan keterampilan intelektual,
sosial, dan motorik dalam bidang-bidang yang dipelajarinya serta mampu belajar
melalui situasi tiruan dengan sistem umpan balik dan penyempurnaan yang
berkelanjutan (Anitah, dkk., 2007).
B.
Tujuan Simulasi
Model pembelajaran simulasi
bertujuan untuk:
1. Melatih keterampilan tertentu baik
bersifat profesional maupun bagi kehidupan sehari-hari,
2. Meningkatkan kebolehan
murid mengaplikasikan konsep-konsep tertentu dalam penyelesaian masalah,
3. Memperoleh pemahaman tentang suatu
konsep atau prinsip,
4. Melatih memecahkan masalah,
5. Meningkatkan keaktifan
belajar,
6. Memberikan motivasi belajar kepada
siswa,
7. Melatih siswa untuk mengadakan
kerjasama dalam situasi kelompok,
8. Menumbuhkan daya kreatif siswa,
dan
9. Melatih siswa untuk mengembangkan
sikap toleransi.
C.
Jenis-jenis Metode Simulasi
1.
Bermain peran (role
playing)
Role playing atau
bermain peran adalah metode pembelajaran sebagai bagian dari simulasi yang
diarahkan untuk mengkreasi peristiwa sejarah,mengkreasi peristiwa-peristiwa
aktual, atau kejadian-kejadian yang mungkin muncul pada masa mendatang.Topik
yang dapat diangkat untuk role playing misalnya memainkan peran
sebagai juru kampanye suatu partai atau gambaran keadaan yang mungkin muncul
pada abad teknologi informasi. Dalam proses pembelajarannya metode ini
mengutamakan pola permainan dalam bentuk dramatisasi. Dramatisasi dilakukan
oleh kelompok siswa dengan mekanisme pelaksanaan yang diarahkan oleh guru untuk
melaksanakan kegiatan yang telah ditentukan / direncanakan sebelumnya. Simulasi
ini lebih menitik beratkan pada tujuan untuk mengingat atau menciptakan kembali
gambaran masa silam yang memungkinkan terjadi pada masa yang akan datang atau peristiwa
yang aktual dan bermakna bagi kehidupan sekarang.
2. Sosiodrama
Sosiodrama
adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah-masalah yang
berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahan yang menyangkut hubungan antara
manusia seperti masalah kenakalan remaja, narkoba, gambaran keluarga yang
otoriter, dan lain sebagainya. Sosiodrama digunakan untuk memberikan pemahaman
dan penghayatan akan masalah-masalah sosial serta mengembangkan kemampuan siswa
untuk memecahkannya.
3. Psikodrama
Psikodrama
adalah metode pembelajaran dengan bermain peran yang bertitik tolak dari
permasalahan-permasalahan psikologis.Psikodrama biasanya digunakan untuk
terapi, yaitu agar siswa memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang dirinya,
menemukan konsep diri, menyatakan reaksi terhadap tekanan-tekanan yang
dialaminya.
4.
Permainan simulasi (Simulasi
games)
Simulasi
game merupakan bermain peranan, para siswa berkompetisi untuk mencapai
tujuan tertentu melalui permainan dengan mematuhi peraturan yang ditentukan. Dalam
pembelajarannya siswa bermain peran sesuai dengan peran yang ditugaskan sebagai
balajar membuat suatu keputusan.
5. Peer
Teaching.
Peer
teaching merupakan latihan mengajar yang dilakukan oleh siswa kepada
teman-teman calon guru. Selain itu peer teaching merupakan kegiatan
pembelajaran yang dilakukan seorang siswa kepada siswa lainnya dan salah satu
siswa itu lebih memahami materi pembelajaran.
(Admin, 2010)
D. Klasifikasi Simulasi
Klasifikasi
simulasi dalam tiga dimensi:
1. Model
Simulasi Statik vs. Dinamik
·
Model statik: representasi sistem pada
waktu tertentu. Waktu tidak berperan di sini. Contoh: model Monte Carlo.
·
Model dinamik: merepresentasikan sistem
dalam perubahannya terhadap waktu. Contoh: sistem conveyor di pabrik.
2.
Model Simulasi Deterministik vs. Stokastik
·
Model deterministik: tidak memiliki komponen
probabilistik (random).
·
Model stokastik: memiliki komponen input
random, dan menghasilkan output yang random pula.
3.
Model Simulasi Kontinu vs. Diskrit
·
Model kontinu: status berubah secara
kontinu terhadap waktu. Contoh : gerakan pesawat terbang.
·
Model diskrit: status berubah secara
instan pada titik-titik waktu yang terpisah.
Contoh : jumlah customer di bank.
Contoh : jumlah customer di bank.
(Seaparamita,
2009)
E.
Prinsip Pelaksanaan Metode Simulasi
Proses simulasi tergantung pada
peran guru/fasilitator. Ada empat prinsip yang harus dipegang oleh
fasilitator/guru, yakni sebagai berikut:
1.
Penjelasan
Untuk melakukan simulasi pemain harus benar-benar memahami
aturan main.Oleh karena itu, guru/fasilitator hendaknya memberikan penjelasan
dengan sejelas-jelasnya tentang aktivitas yang harus dilakukan berikut
konsekuensikonsekuensinya.
2.
Mengawasi (refereeing)
Simulasi dirancang untuk tujuan tertentu dengan aturan dan
prosedur main tertentu.Oleh karena itu guru/fasilitator harus mengawasi
jalannya simulasi sehingga berjalan sebagaimana seharusnya.
3.
Melatih (coaching)
Dalam simulasi, pemain/peserta akan mengalami kesalahan. Olh
karena itu guru/fasilitator harus memberikan saran, petunjuk atau arahan
sehingga memungkinkan mereka tidak melakukan kesalahan yang sama.
4. Diskusi
Dalam simulasi, refleksi menjadi bagian
yang penting. Oleh karena itu, setelah simulasi selesai, fasilitator harus
mendiskusikan beberapa hal antara lain: kesulitan- kesulitan, hikmah yang bisa
diambil, bagaimana memperbaiki kekurangan simulasi dan sebagainya.
Dalam permainan
simulasi, yang harus dilakukan oleh guru adalah,
- Mempersiapkan siswa yang menjadi pemeran simulasi,
- Menyusun skenario dengan memperkenalkan siswa terhadap aturan, peran, prosedur, pemberi skor (nilai), tujuan permainan dan lain- lain. Guru menunjuk siswa untuk memegang peran- peran tertentu dan menguji cobakan simulasi untuk memastikan bahwa seluruh siswa memahami aturan main simulasi tersebut.,
- Melaksanakan simulasi, siswa berpartisipasi dalam permainan simulasi dan guru melakukan peranannya sebagimana mestinya.
(Hamzah,
2007)
F. Prosedur/Langkah-langkah Pembelajaran Simulasi
Menurut Joyce dan Weil (1996), model ini memiliki 4 tahap sebagai berikut :
a.
Tahap I.Orientasi
1.
Menyediakan
berbagai topik simulasi dan konsep-konsep yang akan diintegrasikan dalam proses
simulasi.
2.
Menjelaskan
prinsip Simulasi dan permainan.
3.
Memberikan
gambaran teknis secara umum tentang proses simulasi.
b.
Tahap II.Latihan bagi peserta
1.
Membuat
skenario yang berisi aturan, peranan, langkah, pencatatan, bentuk
keputusan yang harus dibuat, dan tujuan yang akan dicapai.
2.
Menugaskan
para pemeran dalam simulasi
3.
Mencoba
secara singkat suatu episode
c.
Tahap III. Proses simulasi
1.
Melaksanakan
aktivitas permainan dan pengaturan kegiatan tersebut.
2.
Memperoleh
umpan balik dan evaluasi dari hasil pengamatan terhadap performan si
pemeran.
3.
Menjernihkan
hal-hal yang miskonsepsional
4.
Melanjutkan
permainan/simulasi
d.
Tahap IV.Pemantapan dan debriefing
1. Memberikan ringkasan mengenai
kejadian dan persepsi yang timbul selama simulasi.
2. Memberikan ringkasan mengenai
kesulitan-kesulitan dan wawasan para peserta.
3. Menganalisis proses
4. Membandingkan aktivitas simulasi
dengan dunia nyata.
5. Menghubungkan proses simulasi
dengan isi pelajaran.
6. Menilai dan merancang kembali
simulasi.
G.
Keunggulan dan Kelemahan Metode
Simulasi
Keunggulan dan kelemahan metode
simulasi sebagai berikut:
a. Keunggulan Metode Simulasi
1.
Siswa
dapat melakukan interaksi sosial dan komunikasi dalam kelompoknya,
2.
Aktivitas
siswa cukup tinggisehingga terlibat langsung dalam pembelajaran,
3.
Dapat
membiasakan siswa untuk memahami permasalahan sosial (merupakan implementasi
pembelajaran yang berbasis kontekstual),
4.
Dapat
membina hubungan personal yang positif,
5.
Dapat
membangkitkan imajinasi,
6.
Membina
hubungan komunikatif dan bekerja sama dalam kelompok.
b. Kelemahan Metode Simulasi
1.
Relatif
memerlukan waktu yang cukup banyak,
2.
Sangat
bergantung pada aktivitas siswa,
3.
Cenderung
memerlukan pemanfaatan sumber belajar,
4.
Banyak
siswa yang kurang menyenangi sosiodrama sehingga sosiodrama tidak
efektif.
(Anitah, dkk., 2007).
Dan juga Wina Sanjaya (2007) menyatakan bahwa terdapat
beberapa kelebihan dan kelemahan dengan menggunakan simulasi sebagai metode
mengajar.
a. Kelebihan
model pembelajaran ini di antaranya adalah:
1. Simulasi dapat dijadikan sebagai
bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam
kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja.
2. Simulasi dapat mengembangkan
kreativitas siswa, karena melalui simulasi siswa diberi kesempatan untuk
memainkan peranan sesuai dengan topik yang disimulasikan.
3. Simulasi dapat memupuk keberanian
dan percaya diri siswa.
4. Memperkaya pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang
problematis.
5. Simulasi dapat meningkatkan gairah
siswa dalam proses permbelajaran.
b.
Kelemahan model pembelajaran ini, di antaranya
adalah:
1. Pengalaman yang diperoleh melalui
simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan di lapangan.
2. Pengelolaan yang kurang baik, sering
simulasi dijadikan sebagai alat hiburan, sehingga tujuan pembelajaran
menjadi terabaikan.
3. Faktor psikologis seperti rasa malu
dan takut sering memengaruhi siswa dalam melakukan simulasi.
H. Prasyarat Pengoptimalan Pembelajaran dengan Metode Simulasi
Penggunaan metode simulasi menuntut beberapa kemampuan guru,
antara lain:
- mampu membimbing siswa dalam mengarahkan teknik, prosedur dan peran yang akan dilakukan siswa dalam simulasi,
- mampu memberikan ilustrasi,
- mampu menguasai pesan yang dimaksud dalam simulasi,
- mampu mengamati proses simulasi yang dilakukan siswa.
Adapun kondisi dan
kemampuan siswa yang harus diperhatikan dalam penerapan metode simulasi adalah:
- kondisi, minat, perhatian, dan motivasi siswa dalam bersimulasi,
- pemahaman terhadap pesan yang akan disimulasikan,
- kemampuan dasar berkomunikasi dan berperan.
(Anitah, dkk., 2007)
I.
Terapan
Simulasi
Contoh-contoh
area aplikasi simulasi:
1. Sistem
antrian
2. Perancangan
dan analisis sistem manufacturing.
3. Evaluasi
persyaratan hardware dan software untuk sistem komputer.
4. Evaluasi
sistem senjata atau taktik militer yang baru.
5. Perancangan
sistem komunikasi dan message protocol.
6. Perancangan
dan pengoperasian fasilitas transportasi, mis. jalan tol, bandara, rel kereta,
atau pelabuhan.
7. Evaluasi
perancangan organisasi jasa, mis. rumah sakit, kantor pos, atau restoran fast
food.
8. Analisis
sistem keuangan atau ekonomi.
(Paramita,
2009)
Simulasi tidak tepat digunakan untuk
suatu studi apabila hal-hal berikut ini ditemui:
- Suatu masalah dapat diselesaikan dengan nalar.
- Suatu masalah dapat diselesaikan secara analitik.
- Suatu percobaan sederhana dapat dilakukan.
- Biaya simulasi sangat besar.
- Waktu dan sumber daya yang tidak tersedia.
- Tidak tersedia data (termasuk data estimasi/hipotetik).
- Adanya ekspektasi yang berlebihan terhadap hasil.
- Sistem terlalu kompleks dan tidak bisa didefinisikan.
(Priyandari, 2011).
DAFTAR
PUSTAKA
Admin.2010.https://amierkamboja88.wordpress.com/2010/04/23/metode-simulasi/.Diakses pada tanggal 18 September 2015 pukul 06.26
Anitah, Sri., dkk. 2007. Strategi Pembelajaran di
SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Joyce, Bruce., Weil, Marsha. 1996. Models
of Teaching. Boston, London, Toronto, Sydney, Tokyo, Singapore:
Prentice-Hall, Inc
Priyandari.2011. http://priyandari.staff.uns.ac.id/201108/simulasi-sistem-pengantar/.Diakses pada tanggal 18 September 2015 pukul 05.46.
Puput.2009.http://seaparamita.blogspot.co.id/2009/08/pengertian-simulasi_29.html.Diakses pada tanggal 18 September 2015 pukul 05.50.
Sanjaya,
Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Setyawan,
Fendik. http://imadiklus.com/teori-pembelajaran-metode-simulasi.Diakses
pada tanggal 18 September 2015 pukul 06.16.
Syaefudin,
Udin., Syamsuddin, Abin. 2005. Perencanaan Pendidikan Pendekatan
Komprehensif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Uno,
Hamzah B. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan.
Jakarta:Bumi Aksara.
ABOUT THE AUTHOR
Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible
0 comments:
Post a Comment