Anatomi Fisiologi Tulang Tengkorak, Dada, dan Tulang Belakang



TUGAS TERSTRUKTUR
MATA KULIAH ANATOMI FISIOLOGI

Tulang Tengkorak, Dada dan Tulang Belakang


Disusun oleh :
Leni Lismawati                 (G1B014003)
Nurul Rimadhani             (G1B014024)
Jona A. Simamora            (G1B014044)
Difa Riska Y.                    (G1B014012)
Niky Nanda N.                 (G1B014016) 
Dewi Kusmaryani             (G1B014020)
Nurfatika                          (G1B014042)
Siti Sandriyati F.               (G1B014043)
Syifa Waras U.                 (G1B014068)
Hanifah K.                        (G1B014069)
Nur Ainun A.                    (G1B014078)
Beta Ana F.                       (G1B014089)
Kelas A

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
PURWOKERTO
2016
BAB I
PENDAHULUAN

Sistem rangka melakukan banyak fungsi penting diantaranya menyusun bentuk tubuh, perlindungan, gerakan tubuh, membentuk sel-sel darah, dan tempat penyimpanan mineral. Rangka juga tersusun dari banyak jenis tulang.
Secara garis besar, rangka tubuh manusia digolongkan menjadi dua kelompok tulang, yaitu rangka aksial dan rangka apendikuler. Namun, yang akan kami bahas hanya rangka aksial. Rangka aksial terdiri dari tulang tengkorak, tulang dada dan tulang belakang.

Tulang tengkorak adalah tulang kerangka kepala yang melindungi otak. Semua penyusun tulang tengkorak adalah tulang pipih. Tulang tengkorak dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu tulang pelindung otak (kranium) dan tulang pembentuk wajah. Tulang pelindung otak (kranium) tersusun atas tulang dahi, tulang ubun-ubun, tulang tapis, tulang baji, tulang pelipis, dan tulang kepala bagian belakang. Tulang pembentuk wajah tersusun atas tulang rahang atas, tulang rahang bawah, tulang hidung, tulang pipi, tulang air mata, tulang langit-langit, dan tulang belakang.
Tulang dada adalah tulang yang terletak di tengah dada di mana tulang rusuk bagian atas menyatu. Melindungi jantung dan paru-paru dari cedera dan membantu untuk menstabilkan struktur tulang rusuk. Tulang dada adalah tulang pipih panjang berbentuk seperti dasi yang terletak di tengah dada. Terhubung ke tulang rusuk melalui tulang rawan, membentuk bagian depan tulang rusuk, dan dengan demikian membantu melindungi jantung, paru-paru, jantung dan pembuluh darah utama dari cedera
Tulang belakang dalam kehidupan kita memiliki peran sangat besar dikarenakan bahwa sebagian besar kita dapat menjalani hidup ini dengan normal adalah karena tulang belakang kita masih kuat dan sehat. Namun tidak semua orang menyadari bahwa tulang belakang sangat berperan penting dalam kehidupannya.
BAB II
PEMBAHASAN

Skelet atau kerangka adalah rangkaian yang mendukung dan melindungi beberapa organ lunak, terutama dalam tengkorak dan panggul. Kerangka juga berfungsi sebagai alat ungkit pada gerakan dan menyediakan permukaan untuk kaitan otot-oto kerangka.
Kerangka axial (kerangka sumbu) terdiri atas kepala dan badan, termasuk tulang-tulang berikut :
Tengkorak
Tulang belakang
Tulang dada dan iga-iga
Kerangka appendikuler terdiri atas anggota gerak dan gelang panggul.
Anggota gerak atas
Anggota gerak bawah
Sebagai tambahan ada lagi tiga tulang kecil dalam rongga telinga tengah.
Klasifikasi tulang. Tulang-tulang kerangka diklasifikasikan sesuai dengan bentuk dan formasinya.
Tulang panjang atau tulang pipa terutama dijumpai dalam anggota gerak. Setiap tulang panjang terdiri atas bagian batang dan dua bagian ujung. Tulang pipa bekerja sebagai alat ungkit dari tubuh dan memungkinkannya bergerak.
Tulang pendek. Contoh yang baik dapat dilihat pada tulang-tulang karpalia di tangan dan tarsalia di kaki. Mereka sebagian besar terbuat dari jaringan tulang jarang karena diperlukan sifat yang ringan dan kuat. Tulang-tulang ini diselubungi jaringan padat tipis. Karena kuatnya maka tuang pendek mampu mendukung seperti tampak pada pergelangan tangan.
Tulang pipih terdiri atas dua lapisan jaringan tulang keras dengan ditengahnya lapisan tulang seperti spons. Ia dijumpai dimana diperlukan perlindungan, seperti pada tulang tengkorak, tulang inominata tulang panggul atau koxa, iga-iga dan skapula (tulang belikat). Tulang pipih menyediakan permukaan luas untuk kaitan otot-otot, misalnya skapula.
Tulang tak beraturan adalah yang tidak dapat dimasukkan dalam salah satu dari ketiga kelas tadi. Contoh tulang tak beraturan adalah vertebra dan tulang belakang.
Tulang sesamoid termasuk kelompok lain. Ia berkembang dalam tendon otot-otot dan dijumpai didekat sendi. Patela adalah contoh yang terbesar dari jenis ini.
1.      Tengkorak
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjxy2qVPhb2USpage3g33bVa-OePvMh6WWRjtaVIoNdNxZOtWFCBIWcKLi8CYe5DdS6P_P9HO66Q-KYBV9GDS2fur8nV1ixyAvf0mlmwvcuud4HF5HSpMD0ScLaQytA_sYV2DsJ6nneAc/s320/tengkorak1.jpg

Tengkorak adalah tulang kerangka dari kepala yang disusun menjadi dua bagian yaitu kranium dan kerangka wajah. Fungsi tengkorak antara lain melindungi otak dan indera penglihatan dan pendengaran, sebagai tempat melekatnya otot yang bekerja pada kepala, dan sebagai tempat penyangga gigi.
Rongga tengkorak mempunyai permukaan atas yang dikenal sebagai kubah tengkorak, licin pada permukaan luar dan pada permukaan dalam ditandai dengan gili-gili dan lekukan supaya dapat sesuai dengan otak dan pembuluh darah.
Permukaan bawah dari rongga dikenal sebagai dasar tengkorak atau basis kranii. Ia ditembusi oleh banyak lubang supaya dapat dilalui serabut saraf dan pembuluh darah.
a.       Tulang kranium :
1)      Tulang Oksipital terletak di bagian belakang dan bawah rongga kranium. Ia ditembusi oleh foramen magnum atau lubang kepala belakang, yang dilalui medulla oblongata untuk bertemu dengan medulla spinalis. Sisi foramen magnum berupa massa tulang yang membentuk kondil-kondil (kondilus) tengkorak untuk dijadikan permukaan persendian untuk atlas (tulang penjunjung).
2)      Kedua tulang parietal membentuk bersama atap dan sisi tengkorak. Permukaan luarnya halus, tetapi permukaan dalam ditandai oleh kerutan-kerutan dalam yang memuat arteri-arteri kranium.
Sebuah kerutan yang sangat besar kira-kira terletak di sebelah tengah tulang ini memuat arteri meningealis medialis.
Bila arteri ini robek maka darah yang keluar akan menekan jaringan otak yang lunak itu dan mengakibatkan kerusakan. Pertama pada sisi yang sama dan kemudian juga pada sebelahnya. Ini akan mengakibatkan perubahan pupil mata. Hal ini penting untuk diperhatikan sewaktu merawat pasien dengan cidera kepala.
3)      Tulang frontal membentuk dahi dan bagian atas dari rongga mata. Tepi supraorbital ditandai dengan takik ditengah sebelah dalam. Melalui takik ini pembuluh supraorbital dan saraf supraorbital lewat. Permukaan sebelah dalam tulang frontal ditandai dengan lekukan-lekukan yang ditimbulkan oleh lekukan-lekukan permukaan otak.
4)      Dua tulang temporal membentuk bagian bawah dari sisi kanan dan kirI tengkorak. Setiap tulang terdiri atas :
a)      Bagian squama atau bagian pipih menjulang keatas dan memungkinkan otot-otot- temporal berkait padanya. Dari prosesus zigomatikus (taju lengkung pipi) atau zigoma, ia menjulang kedepan untuk bertemu dengan os zigomatikus (tulang, lengkung pipi). Dibelakang dan dibawah akar prosesus ini terletak meatus auditorius eternus (meatus akustikus externus) (liang telinga luar).
b)      Bagian mastoid terletak dibelakang dan berjalan kebawah sebagai prosesus mastoideus; permukaan luar memungkinkan otot sternokleidomastoideus berkaitan padanya. Prosesus mastoideus mempunyai ruang-ruangyang dikenal sebagai rongga udara mastoid dan sebuah ruangan khusus yang besar dan terletak sedikit lebih kedepan, disebut antrum timpanik  (ruang gendang). Ruangan ini dilapisi epitel yang bersambung dengan epitel dari rongga telinga tengah atau rongga timpanik. Infeksi yang penularannya berasal dari rongga telinga tengah dapat menyebabkan antrum timpanik bernanah.
c)      Bagian petrosum dari tulang temporal terjepit dalam dasar tengkorak dan memuat alat-alat pendengaran.
5)      Etmoid
Tulang etmoid terletak di antara os frontale di bagian depan dan os sphenoidale di bagian belakang, membentuk sebagian fossa cranii anterior, cavum nasi dan cavum orbita. Tulang ini memiliki :
a)      Lempeng vertikal di garis tengah yang membentuk sebagian septum nasi.
b)      Massa lateral pada tiap sisi, membentuk sebagian dinding hidung bagian luar dan dinding bagian dalam orbita dan mengandung sel-sel udara udara ethmoidalis yang berhubungan dengan bagian dalam rongga hidung dan pada waktu hidup dilapisi membran mukosa.
Di dalam tengkorak tulang ini menunjukkan crista galli, taji tulang yang yang kecil dan tajam, yang merupakan tempat melekatnya ujung depan falx cerebri dan pada tiap sisinya terdapat lempeng tulang datar yang ditembus oleh beberapa lubang yang dilalui oleh serat-serat nelvus olfaktorius (kranialis pertama) dari hidung ke otak.
6)      Sfenoid (tulang baji) berbentuk kelelawar dengan kedua sayapnya direntangkan, tulang ini terdiri atas badan dan dua sayap yang besar dan dua yang lebih kecil. Badannya memperlihatkan sebuah lekukan yang dinamai sella tursika (pelana Turki) yang memuat kelenjar hipofisis ( didalam fosa hipofisealis).
Letaknya pada dasar tengkorak dan bagian besar dari fosa medialis kranii (lekukan tengah tengkorak) dibentuk olehnya.

b.      Kerangka Wajah
1)      Maxilla
Dua maxilla membentuk rahang atas dan semua tulang diantara mata dan mulut. Kedua tulang tersebut membawa gigi dan juga membentuk atap mulut, dasar orbita dan dinding luar rongga hidung.
Antrum maxillaris merupakan sinus udara besaryang mengisi sebagian besar badan maxilla. Rongga ini berhubungan dengan rongga hidung melalui lubang yang membuka ke atas ke dalam meatus nasi medial dan pada waktu hidup dilapisi membran mukosa.


2)      Mandibula
Mandibula merupakan tulang rahang bawah dan membawa gigi rahang bawah. Terdiri dari:
a)      Badan yang horizontal kuat dan melengkung, tulang itu membawa gigi dan bagian depan yang melengkung membentuk dagu.
b)      Rumus vertical, yang mengarah ke atas dari setiap ujung arcus badan yang horizontal dan membagi ujung atas menjadi (i) prosesa coronoideus tipis yang runcing, tempat musculus temporalis melekat; (ii) caput sendi yang membentuk sendi dengan permukaan sendi pada permukaan inferior os temporale membentuk articulatio temporomandibular.
3)      Os zygomaticus, kanan dan kiri, membentuk tonjolan pipi dan tiap-tiap tulang membentuk sebagian lengkungan, yang membentuk persendian di belakang dengan os temporale, di bagian depan dengan os frentale, dan  di bagian bawah dengan maxilla. Tulang ini dapat patah akibat benturan keras pada pipi.
4)      Os nasale, kanan dan kiri, membentuk badan hidung yang membetuk persendian satu sama lain di garis tengah.
5)      Os palatinus, kanan dan kiri, berbentuk L dan membentuk bagian belakang palatum durum dan sebagian dinding lateral rongga hidung.
6)      Os lacrimale, kanan dan kiri, adalah tulang kecil di bagian depan dinding dalam orbita di setiap sisi. Os lacrimale merupakan cekungan tulang tempat saccus lacrimalis mata.
7)      Os vomer membentuk sebagian besar bagian tulangseptum nasi.
ghbh.jpg
c.       Persendian
1)      Articulatio Temporomandibularis
Sendi ini terletak diantara fossa articularis os temporal dengan caput mandibula. Sendi ini mempunyai ciri khusus yaitu mengandung discus articularis jaringan fibrosa diantara tulang. Pergerakan sendi ini sewaktu mulut terbuka dan tertutup, gerakan memutar (menggiling), dan protrusi rahang bawah.
2)      Articulatio Columna Vertebralis
Sendi ini terletak di permukaan sendi pada prucessus articularis vertebrae yang saling berdekatan membentuk sendi tersendiri. Sendi ini mempunya ciri-ciri khusus yaitu terdapat sendi kecil diantara bagian belakang arcus anterior atlas dan bagian depan prucessus odontoid axis. Pergerakan sendi ini terutama adalah fleksi dan ekstensi. Kisaran gerak pada setiap sendi adalah kecil, tetapi akumulasi pergerakan tersebut menghasilkan penekukan dan peregangan dalam kisaran yang luas. Fleksi terjadi terutama pada regio cervicalis dan paling minimal terjadi pada regio thoracica. Ekstensi terjadi terutama pada regio lumbalis. Discus intervertebralis memungkinkan satu vertebra bergoyang pada yang lain, satu tepi discus dikompresi saat ekspansi sisi yang berlawanan. Gerakan lain adalah rotasi columna vertebralis disekitar aksis panjang dan menekuk dari satu sisi ke sisi lain. Bentuk khusus atlas dan axis dan sendinya memungkinkan terjadinya gerakan menunduk dan memutar kepala.
3)      Gomphosis
Sendi ini merupakan persambungan antara gigi dengan soket pada maksila dan mandibula. Penghubung fibrosa pada bagian ini disebut dengan ligamen periodontal.
4)      Sinostosis
Persendian ini bersifat sangat kaku karena terbentuk dari persambungan tulang tanpa ada jaringan lain yang menghubungkannya. Contohnya adalah persambungan tulang dahi (tulang frontal) yang menghubungkan dahi kanan dan kiri.

d.      Persyarafan
Nervus kranialis terdiri dari 12 pasang saraf yang memiliki hubungan sentral dengan otak.
1)      Nervus olfaktorius
Nervus olfaktorius terdiri dari sejumlah serat pendek yang berjalan dari area olfaktorius pada puncak rongga hidung melalui lubang-lubang kecil pada lamina cribriformis os ethmoidale untuk memasuki tengkorak, dan berakhir pada traktus yan mentransmisikan impuls ke daerah penciuman pada otak.
2)      Nervus optikus
Sel-sel nervus optikus berada pada retina. Setiap nervus optikus mengandung sekitar satu juta serat, setiap serat berhubungan dengan batang dan kerucut retina. Saraf berjalan ke belakang melalui foramen optikum pada begian belakang orbita dan bergabung menjadi satu pada kiasma optikum. Kiasma optikum adalah persilangan dimana serat dari setengah bagian luar akan tetap berada pada sisi yang sama. Dari kiasma, traktus optikus setiap sisi berjalan ke belakang dan melalui berbagai sambungan impuls visual di transmisikan ke area visual otak di lobus occipitalis.
3)      Nervus okulomotorius, nervus troklearis, nervus abdusens
Nervus okulomotorius, nervus troklearis dan nervus abdusens adalah saraf pada otot yang menggerakkan bola mata. Nervus III menginervasi semua otot kecuali obliqus superior (nervus cranialis IV) dan rectus lateralis (nervus cranialis VI). Saraf ini memasuki orbita melalui foramen orbitalis superior.
4)      Nervus trigeminus
Nervus trigeminus berkombinasi dengan pars seneorik yang beras dan pars motorik yang kecil.
               Pars sensorik adalah nervus sensorik untuk wajah dan kulit kepala. Saraf ini memiliki tiga cabang :
 nervus ophtalmicus : dari dahi, kelopak mata atas, konjungtiva, ujung atas hidung.
nervus maxillaris : dari pipi, rahang atas, sinus maxillaris
nervus mandibularis : dari rahang bawah.
Cabang motorik menginervasi otot mastikasi (masseter, temporalis, dan pterygoideus).
5)      Nervus fasialis
Nervus fasialis adalah saraf motorik untuk otot-otot ekspresi wajah. Saraf ini berjalan melalui saluran sempit pada os temporale keluar melalui lubang kecil pada dasar tengkorak tepat di belakang kelenjar parotis. Saraf ini bercabang menjadi cabang yang berjalan melalui kelenjar untuk mencapai otot-otot wajah.
6)      Nervus auditorius
Nervus auditorius berjalan dari otak menuju telinga dalam di dalam pars petrosus os temporale. Saraf ini memiliki dua bagian :
               Nervus koklearis : saraf pendengaran
               Nervus vertibularis : saraf keseimbangan dan posisi ruang.
7)      Nervus glosofaringeus
Nervus glosofaringeus memberi serat sensorikuntuk faring dan bagian belakang indah
8)      Nervus vagus
Vagus adalah sarah panjang yang berjalan ke bawah ke arah leher dan toraks masuk kedalam abdomen. Sangat penting untuk menyalurkan impuls sistem parasimpatis. Saraf ini memiliki banyak cabang yang menginervsi laring, faring, jantung, paru ,ginjal, hati, limpa, dan saluranncerna sampai calon descendens.
9)      Nervus asesorius
Nevus asesorius berjalan diagonal menyilangi leher untuk menginervasi musculus sternomastoideus dan trapezius.
10)   Nervus hipoglosus
Nervus hipoglosus adalah saraf motorik untuk otot-otot lidah.

e.       Pembuluh darah
1)      Arteri Karotis Eksterna
Arteri karotis eksterna merupakan percabangan dari arteri karotis komunis pada region region midservikal. Bagian proksimal dari arteri ini berjalan anteromedial arteri karotis interna, namun selaras berjalan naik arteri ini menuju posteromedial untuk mensuplai bagian-bagian wajah.  Arteri karotis eksterna mempunyai sembilan cabang utama, yaitu sebagai berikut :
a)      Arteri tiroid superior, mensuplai darah untuk laring dan bagian-bagian tiroid.
b)      Arteri pharyngeal asending, mensuplai darah untuk meningen, telinga tengah, nervus kranial bawah, dan nervus servikal bagian atas.
c)      Arteri lingualis, mensuplai darah untuk lidah dan faring.
d)     Arteri fasialis, mensuplai darah untuk wajah, palatum, dan faring .
e)      Arteri oksipitalis, mensuplai darah untuk bagian muskulokutaneus dari SCALP dan leher.
f)       Arteri auricularis posterior, mensuplai darah untuk SCALP, kavum timpani, pinna, dan glandula parotis.
g)      Arteri maksilaris, merupakan cabang terbesar yang mempunya tiga bagian mayor yang masing-masingnya mempunyai cabang-cabang sendiri. Cabang paling pentingnya adalah arteri meningen media, yang sering terjadi laserasi pada truma kepala dan mengakibatkan epidural hematom.
h)      Arteri fasialis transversum, yang bersama arteri fasialis mensuplai darah untuk area buccal.
i)        Arteri temporalis superfisialis, merupakan cabang terkecil yang mensuplai darah 1/3 depan dari SCALP dan bagian wajah.

Sutura (sela) kranium
tulang-tulang tengkorak disambung satu sama lain oleh sambungan yang tak dapat bergerak yang disebut sutura, kecuali sebuah tulang wajah, yaitu mandibula atau rahang bawah. Mandibula ini membentuk sendi dengan tulang temporal, yaitu sendi mandibula.
Sutura-sutura yang utama adalah :
1)      Sutura koronalis  antara tulang frontal dan kedua tulang parietal
2)      Sutura sagitalis antara kedua tulang parietal dan berjalan dari depan ke belakang melalui puncak tengkorak, dan
3)      Sutura lamboidalis antara tulang oksopital dan kedua tulang parietal
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/0/0d/Human_skull_side_suturas.svg/524px-Human_skull_side_suturas.svg.png

Fontanel atau ubun-ubun tulang tengkorak bayi yang baru lahir belum mengeras secra sempurna. Ruang antar tulang diisi dengan membran dan membran pada sudut-sudut tulang itu disebut fontanel. Fontanel yang terlebar terletak pada pertemuan tulang frontal dan kedua parietal, dimana sutur koronalis daan sagitalis bertemu. Tempat ini disebut fontanel anterior, berukuran kira-kira 4 cm dari belakang ke depan dan merupakan tempat lunak diatas kepala seorang bayi. Dan melalui tempat itu dapat meraba denyutan otaknya..
Secara normal fontanel ini menutup pada usia delapan belas bulan. Fontanel posterior terletak dibelakang, pada pertemuan kedua tulang parietal dengan tualang oksipital. Yang menutup segera sesudah lahir.

Sinus-sinus udara pada tengkorak
tulang-tulang tengkorak mempunyai beberapa tulang atau sinus. Sinus frontalis, maxilaris, etmoidalis merupakan sinus parasanalis, yang berhubungan dengan hidung. Sinus udara ini meringankan berat tengkorak dan memperkeras suara pembicaraan.
Sinus frontalis teletak didaam tulang dahi, masing-masing dikiri dan kanan pangkal hidung dan diatas sudut mata. Sinus maxilaris adakalanya disebut antrum Highmore, terletak kiri dan kanan hidung didalam tulang maxilaris.
Sejumlah ruang kecil yang dikenal sebagai sel mastoid terletak didalam tulang temporalis : antrum mastoid adalah yang terbesar diantaranya dan terletak didalam prosesus mastoideus. Berhubungan dengan rongga timpani.
2.      Rangka dada
Rangka dari dada atau torax tersusun atas tulang dan tulang rawan. Torax berupa sebuah rongga berbentuk kerucut, dibawah lebih lebar daripada diatas dan dibelakang lebih panjang daripada didepan.
Disebelah belakang torax dibentuk oleh kedua belas vertebra torakalis, didepan oleh sternum dan disamping oleh kedua belas pasang iga, yang melingkari badan mulai dari belakang dari tulang belakang sampai ke sternum didepan.
a.       Sternum atau tulang dada adalah sebuah tulang pipih yang terbagi atas tiga bagian.
1)      Manubrium sterni adalah sepotong tulang berbentuk segitiga terletak diatas badan sternum. Pada sisi atas dan smpingnya manubrium steri membuat sendi dengan klavikula dengan perantaraan teknik klavikuler. Antara dua sendi ini ada takiksuprasternal atau takik jugular.
Sepasang iga yang pertama bersendi pada sisi manubrium dan pasangan kedua pada sambungan manubrium dengan badan sternum. Sambungan antara manubrium sterni dan gladiolus atau badan sternum berupa sebuah simfisis. Sebuah bantalan tulang rawan memisahkan permukaan persambungan itu. Persambungan ini disebut sudut Ludwig atau sudut Louis. Kedudukannya sesuai dengan ketinggian iga kedua.
2)      Badan sternum panjang dan sempit serta bertakik pada kedua sisinya ditempat persambungan dengan tulang rawan iga-iga ketiga, keempat, kelima, keenam dan ketujuh.
Badan sternum terdiri dari empat bagian sternebrae yang bersatu antara usia 15 dan 25 tahun.
3)      Prosesus Ensiformis atau Tulang Xifoid adalah bagian yang paling rendah dari sternum.pada usia muda berupa tulang rawan, tetapi pada usia dewasa ia menjdai lebih tulang. Diafragma (sekat rongga badan), linea alba dan otot rektus abdominis diikat pada Tulang Xifoid.
Xifoid memiliki artikulasi atas dengan korpus pada sendi xifisternal. Xifoid biasanya tetap kartilaginosa sampai masa dewasa.
b.      Costae
Terdapat dua belas pasang iga. Mereka bersambung pada tulang punggung dibelakang, membuat sendi dengannya dengan perantaraan faset yang terdapat pada sisi badan ruas tulang punggung dan prosesus transversusnya yang sesuai dengan faset yang serupa pada setiap iga.
Ketujuh pasang iga atas disebelah anterior bersambung dengan sternum dengan perantaraan tulang rawan iga. Semua ini adalah iga-iga yang sebenarnnya. Iga pertama adalah yang terpendek. Vena subklavia, arteri subklavia dan cabang terendah dari plexus brakhial lewat diatas iga ini.
Adanya kelainan bawaan yang berupa iga servikal, pembuluh darah dan saraf tersebut dapat terkena tekanan dengan akibat gangguan aliran darah ke tangan dan timbul rasa kesemutan atau seperti jari ditusuk-tusuk jarum.
Dari lima pasang iga terbawa, yang kedelapan, kesembilan dan kesepuluh tidak langsung disambung pada sternum. Tetapi denga perantaraan tulang rawan iga bersambung pada iga diatasnya.
Dua pasang iga terakhir, disebelah depan tidak bersambung dengan apa pun juga dan disebut iga selungkang (iga melayang).
Iga digolongkan kedalam golongan tulang panjang. Memiliki dua ujung dan sebuah batang. Ujung vertebral atau posterior dari iga mempunyai kepala, leher dan tuberkel (benjolan). Ujung anterior atau ujung sternal mempunyai lekukan untuk kaitan tulang rawan iga. Batangnya tipis dan pipih, mempunyai permukaan luar dan dalam. Permukaan dalam halus dan ditandai oleh sebuah celah, yaitu  celah subkostal, tempat pembuluh darah interkostal dan saraf interkostal berjalan. Dengan demikian tusukan jarum kedalam dadamelalui tepi iga, akan menghindarkan struktur-struktur ini dari luka.
Iga-iga berjalan kebawah dari belakang ke depan. Ujung posterior iga lebih kuat mengait, sedangkan ujung anterior agak dapat bergerak. Karena sifat elastik dari tulang rawan kostal itu maka gerakan iga pada pernapasan sangat bebas.
Tulang rawan iga adalah deretan tulang rawan hialin yang menyambungkan iga pada sternum dan karena sifat elastiknya memberi kelonggaran gerak. Tulang rawan yang bersambung pada dua iga terakhir adalah lancip.
Ruang interkostal (ruang antariga) atara setiap dua iga berbeda-beda, dan terisi oleh otot interkostal. Otot-otot ini melebar diantara iga-iga, dan dengan demikian menutup ruang-rangnya dan turut membentuk rongga torax.
Kelompok otot yang utama ialah otot interkostal externa yang muncul dari tepi bawah iga yang diatas dan berjalan ke tepi atas iga dibawahnya, sedangkan serabutnya berjalan oblik (miring) ke bawah dan kedepan. Otot interkostal interna menduduki ruang yang sama tetapi serabutnya berjalan oblik kebawah dan ke belakang.
Tulang Rusuk.png

Tulang dada berfungi untuk melindungi organ-organ yang ada di bagian dada, seperti jantung dan paru-paru. Jantung berperan dalam memompa darah ke seluruh tubuh. Adapun paru-paru berfungsi untuk pernafasan.

c.       Persendian
Persendian pada dinding thorax memungkinkan terjadinya pergerakan pada costae dan sternum selama respirasi, sehingga bila ada gangguan pada salah satu sendi maka proses respirasi juga dapat terganggu. Persendian terdapat diantara costa dan vertebra, costa dan cartilage costae, antara cartilage costae, cartilage costae dan sternum, dan antara sternum sendiri.
1)      Articulatio costovertebralis
Terdiri dari (1) persendian antara caput costae dengan fovea costalis dari dua corpora vertebrae thorcicae yang berurutan yang disebut articulation capitis costae, dan (2) antara tuberculum costae yang bersendian dengan ujung processor transversus yang disebut articulation costotransversaria. Persendian ini merupakan sendi synovial berupa plane joint yang memungkinkan gerakan bergeser. Articulation capitis costae mempunya ligamentum capitis costae intraarticulare dan mempunyai capsula yang diperkuat oleh ligamentum capitis costae radiatum.
Articulatio costotrasversaria diperkuat oleh ligamentum costotrasversarium superius dan ligamentum costotrasversarium laterale pada tiap sisinya.
2)      Articulatio costochondralis dan articulation interchodralis
Articulation costochondralis merupakan sendi cartilaginosa antara cartilage costae dengan ujung costa. Articulatio interchodralis yang merupakan sendi synovial adalah persendian antara cartilage dari costa tujuh dan delapan.
3)      Aerticulatio sternocostalis atau sternochondralis
Sendi ini terbentuk antara bagian medial ujung costae  kesatu sampai ketujuh dengan incisura costalis pada sisi os sternum. Persendian dengan iga I merupakan suatu synchondrosis, sedangkan persendian dengan iga ke dua sampai ketujuh merupakan sendi synovial yang diperkuat oleh ligamentum sternocostalia radiate dan ligamentum sternocostale intraarticulare.
4)      Articulatio sterni
Articulatio manubriosternalis dapat dianggap sebagai suatu synapsis atau sendi fibrocartilago antara manubrium sterni dan corpus sterni.Articulatio xiphisternalis antara processus xiphoideus dan corpus sterni merupakan sendi cartilaginosa yang akan mengalami ossifikasi pada usia lanjut.
d.      Persarafan           
Nervus intercostal adalah rami antererior primer dari n. Segmentalis torakalis. Hanya enam nervus teratas yang berjalan dalam rongga intercostalis, sisanya masuk ke dalam dinding anterior abdomen. Nervus intercostal berjalan melewati 11 costa, sedangkan costa ke 12 dilewati oleh nervus subcosta.
Nervus intercostalis 7 – 11 memberikan innervasi kepada dinding thorax dan dinding abdomen. Serabut-serabut saraf ini berjalan dalam ruang intercostalis, selanjutnya berjalan di antara m.transversus abdominis dan m.obliquus internus abdominis, lalu di antara m.rectus abdominis dan lamina posterior vagina musculi recti.
Dari setiap nervus intercostalis dipercabangkan ramus cutaneus anterior dan ramus cutaneus lateralis. Ramus cutaneus anterior menembusi m.rectus abdominis dan mempersarafi kulit pada dinding ventral abdomen. Ramus cutaneus lateralis menembusi m.obliquus externus abdominis, kemudian bercabang dua menjadi ramus anterior dan ramus posterior yang mempersarafi kulit di bagian dorsal, lateral dan ventral dinding abdomen.
Nervus thoracalis yang ke-12 berjalan di sebelah caudal costa XII dan disebut nervus subcostalis

e.       Pembuluh darah
1)      Pembuluh Nadi (Arteri)
a)      Arteri Subklavia
Arteri subklavia: terdiri dari dekstra yaitu cabang dari arteri anonima dan sinitra cabang dari arkus aorta. Terdiri dari:
§  A. aksilaris
§  A. brakhialis
§  A.ulnaris
§  A.radialis
§  A. arkus Palmaris superfisialis
§  A. arkus Palmaris profundus
§  A. digitalis

          b. Aorta Thoracic
Rongga toraks terdiri dari:
§  A.intercostalis
§  A.perikardialis
§  A.bronkialis
§  A.esofagialis
§  A. mediastinalis
Dinding toraks terdiri dari:
§  Arteri prenikus superior
§  Arteri subkostalis
§  Arteri Pulmonalis
Yaitu pembuluh berfungsi mengalirkan darah dari bilik kanan ke paru-paru, banyak mengandung CO2.
§  Arteri Hepatica
Yaitu pembuluh darah yang berfungsi untuk membawa darah beroksigen dari aorta ke hati.
2)      Pembuluh Balik (Vena)
Vena Subklavia, memiliki cabang-cabang antara lain
a)      Vena aurikularis posterior
b)      Vena retromadibularis
c)      Vena jugularis eksterna posterior
d)     Vena supraskapularis
e)      Vena jugularis anterior
§  Vena kulit kepala : vena troklearis dan vena supraorbitalis, vena temporalis superfisialis, aurikularis posterior dan oksipitalis.
§  Vena wajah: fasialis, profunda fasialis, transversa fasialis.
§  Vena pterigoideus :  Vena maksilaris, fasialis, lingualis, oftalmika.
§  Vena tonsil dan palatum
§  Vena punggung
§  Vena yang bermuara pada vena cava interior
§  Anastomisis portal sistemik
§  Vena dinding pelvis
§  Vena anggota gerak atas dan,
§  Vena anggota gerak bawah
Vena pulmonalis adalah pembuluh darah yang membawa darah dari paru-paru ke jantung.
Vena Hepatik adalah pembuluh darah yang membawa darah dari hati ke jantung
Vena cava superior adalah vena besar yang membawa darah terdeoksigenasi ke atrium kanan jantung dari bagian atas tubuh, termasuk leher, kepala dan tungkai atas. Ini dimulai di atas jantung. Vena cava superior dibentuk oleh konvergensi vena brakiosefalika, yang membawa darah dari tungkai atas, kepala, dan leher, dan vena azygous, yang membawa darah dari daerah dada.
Vena cava inferior adalah vena terbesar dalam tubuh, yang membawa darah terdeoksigenasi dari bagian bawah tubuh ke atrium kanan jantung. Ini terletak posterior ke rongga perut dan berjalan ke jantung sebelah aorta perut. Vena cava inferior dibentuk oleh konvergensi dari kanan dan kiri vena iliaka komunis. Vena ini terletak tidak terpusat; sehingga ada beberapa pola drainase asimetris. vena cava inferior lebih besar dan lebih panjang dari vena cava superior (diameter sekitar 2 cm dan panjang sekitar 7 cm).
3.      Tulang belakang
Kolumna vertebralis atau rangkaian tulang belakang adalah sebuah struktur lentur yang dibentuk oleh sejumlah tulang yang disebut vertebra atau ruas tulang belakang. Diantara tiap dua ruas tulang pada tulang belakang terdapat bantalan tulang rawan. Panjang rangkaian tulang belakang pada orang dewasa dapat mencapai 57 sampai 67 sentimete. Seluruhnya terdapat 33 ruas tulang, 24 buah diantaranya adalah tulang-tulang terpisah dan 9 ruas sisanya membentuk 2 tulang.
            Vertebra dikelompokkan dan dinamai sesuai dengan daerah yang ditempatinya.
            Tujuh vertebra servikal atau ruas tulang bagian leher membentuk daerah tengkuk.
            Dua belas vertebra torakalis atau ruas tulang punggung membentuk bagian belakang torax atau dada.
            Lima vertebra lumbalis atau ruas tulang pinggang membentuk daerah lumbal atau pinggang.
Lima vertebra sakralis atau ruas tulang kelangkang membentuk sakrum atau tulang kelangkang.
            Empat vertebra kosigeus atau ruas tulang tungging membentuk tulang koksigeus atau tulang tungging.
            Pada tulang leher, punggung dan pinggang ruas-ruasnya tetap tinggal jelas terpisah selama hidup dan disebut ruas yang dapat bergerak. Ruas-ruas pada dua daerah bawah, sakrum dan koksigeus, pada masa dewasa bersatu membentuk dua tulang. Ini disebut ruas-ruas tak bergerak.
            Dengan perkecualian dua ruas pertama dari tulang leher maka semua ruas yang dapat bergerak memiliki ciri khas yang sama. Setiap vertebra terdiri atas dua bagian, yang anterior disebut badan vertebra, dan yang posterior disebut arkus neuralis yang melingkari kanalis neuralis (foramen vertebra atau salura sumsum tulang belakang) yang dilalui sumsum tulang belakang.
tulang6.jpg
a.      Bagian tulang belakang
1)      Vertebra servikalis atau ruas tulang leher adalah yang paling kecil.kecuali yang pertama dan kedua, yang berbentuk istimewa, maka ruas tulang leher pada umumnya mempunyai ciri seperti berikut : badannya kecil dan persegi panjang, lebih panjang dari samping ke samping daripada dari depan ke belakang. Lengkungnya besar. Prosesus spinosus atau taju duri di  ujungnya memecah dua atau bifida. Prosesus transversusnya atau taju sayap berlubang-lubang karena banyak foramina untuk lewatnya arteri vertebralis.
Vertebra servikalis ketujuh adalah ruas yang pertama yang mempunyai prosesus spinosus tidak terbelah. Prosesus ini mempunyai tuberkel (benjolan) pada ujungnya. Membentuk gambaran yang jelas di tengkuk dan tampak pada bagian bawah tengkuk. Karena cara khususnya ini maka tulang ini disebut vertebra prominens.
2)      Vertebra torakalis atau ruas tulang punggung lebih besar daripada yang servikal dan disebelah bawah menjadi lebih besar. Ciri khas vertebra torakalis adalah sebagai berikut : badannya berbentuk lebar-lonjong (bentuk jantung) dengan faset atau lekukan kecil disetiap sisi untuk menyambung iga ; lengkungnya agak kecil, prosesus spinosus panjang dan mengarah kebawah, sedangkan prosesus tranversus, yang membantu mendukung iga adalah tebal dan kuat serta memuat faset persendian untuk iga.
3)      Vertebra lumbalis atau ruas tulang pinggang adalah yang terbesar. Badannya sangat besar dibandingkan dengan badan vertebra lainnya dan berbentuk seperti ginjal. Prosesus spinosusnya lebar dan berbentuk seperti kapak kecil. Prosesus transversusnya panjang dan langsing. Ruas kelima membentuk sendi dengan sakrum pada sendi lumba-sakral.
4)      Sakrum atau tulang kelangkang membentuk segitiga dan terletak pada bagian bawah kolumna vertebralis, terjepit diantara kedua tulang inominata (atau tulang koxa) dan membentuk bagian belakang rongga pelvis (panggul). Dasar dari sakrum terletak diatas dan bersendi dengan vertebra lumbalis kelima dan membentuk sendi intervetebral yang khas. Tepi anterior dari basis sakrum membentuk promontorium sakralis. Kanalis sakralis terletak dibawah kanalis vertebralis (saluran tulang belakang) dan memang lanjutan daripadanya. Dinding kanalis sakralis berlubang-lubang untuk dilalui saraf sakral. Prosesus spinosus yang rudimenter dapat dilihat pada pandangan posterior dari sakrum. Permukaan anterior sakrum adalah cekung dan memperlihatkan empat gili-gili melintang, yang menandakan tempat penggabungan kelima vertebra sakralis. Pada ujung gili-gili ini, disetiap sisi terdapat lubang-lubang kecil utnuk dilewati urat-urat saraf. Lubang-lubang ini disebut foramina. Apex dari sakrum bersendi dengan tulang koksigeus. Disisinya, sakrumbersendi dengan tulang ileum dan membentuk sendi sakro-iliaka kanan dan kiri.
5)      Koksigeus atau tulang tungging terdiri atas empat atau lima vertebra yang rudimenter yang bergabung menjadi satu. Diatasnya ia bersendi dengan sakrum.

Tulang belakang mempunyai fungsi yaitu sebagai penopang tubuh bagian atas dan bawah. Tubuh bagian atas terdiri dari kepala, punggung dan juga bagian dada. Bagian bawah meliputi bagian dada ke bawah sampai perut dan pinggang. Tulang belakang juga senantiasa menjaga keseimbangan tubuh.
            Fungsi yang selanjutnya adalah menjaga tubuh dalam keadaan tegap dan juga selalu mendistribusikan berat seluruh tubuh ke seluruh bagian badan. Tulang belakang juga berfungsi untuk membantu tubuh mengangkat macam-macam benda yang berat dengan kapasitas berat yang memadai untuk diangkat oleh tubuh. Karena itu tulang belakang sangat penting.

b.      Persendian
1)      Sendi pada columna vertebralis
Persendian pada columna vertebralis terutama terdapat antara masing-masing vertebra melalui suatu”plane joint” pada processor articularis superior dan processor articularis inferior masing-masing. Sebagai articulation plana(plane joint), sendi ini termasuk sendi synovial. Discus intervertebralis, suatu synchondrosis, dapat juga dimasukkan sebagai sendi antara dua buah vertebra.
Sendi synovial antar vertebra berbeda pada masing-masing kelompok cervical, thoracica dan lumbal. Pada vertebrae cervicales hubungan ini miring, pada vertebrae thoracicae hubungan antar vertebra ini hampir vertical pada bidang sagital, sedangkan pada vertebrae lumbales sendi ini tegak menghadap ke lateral.
2)      Sendi atlanto-occipitalis
Merupakan sendi synovial antara condylus occipitalis, dikiri-kanan foramen magnum di atas dan facies articularis superior massa lateralis atlas dibawah. Articulation atlanto-occipitalis memungkinkan fleksi dan ekstensi luas dari kepala.
Selain itu juga persendian antara tulang atlas dengan condylus occipitalis, yaitu atlantooccipitalis. Bersama-sama kedua sendi ini (kiri-kanan) membentuk suatu articulatio ellipsoidea, suatu articulation synovialis. Pada sendi ini terutama terjadi gerak ante-flexio dan dorso-flexio kepala terhadap leher.
Disamping persendian pada processus articularisnya, antara atlas dan epistropheus juga terdapat sendi trochoidea(pivot joint) yaitu pada hubungan dens axis(dens epistropheus) dengan fovea dentis, articulatio atlantoaxialis mediana. Sendi ini, yang di bagian posteur diperkuat oleh ligamentum transversum atlantis, memungkinkan gerak latero-flexio kepala terhadap leher.
3)      Sendi costrovertebralis
Articulatio costrovertebralis terdapat pada vertebra thoracica yang berhubungan dengan costa. Sendi ini juga merupakan suatu plane joint, terdapat antara costa dengan fovea costalis yang terdapat pada corpus dan processor transversus.
4)      Sendi lumbasacral dan sacro-iliaca
Di bagian caudal terdapat articulation lumbosacralis dan articulation sacro-iliaca antara facies auricularis ossis sacri dan os ilium. Sendi terakhir ini, suatu plane-joint, merupakan jalur yang meneruskan gaya berat yang ditopang oleh columna vertebralis ke tulang pangul untuk selanjutnya diteruskan ke tulang tungkai. Fungsi ini dipermudah oleh permukaan facies auricularis yang berbenjol-benjol tidak rata, diperkuat oleh ligamentum sacroiliacum anterius dan ligamentum sacroiliacum posterius. Disamping itu, vertebra lumbaris pada articulatio lumbasacrolis diikat juga dengan os ilium oleh ligamentum iliolumbale.
(tampak lateral)
(tampak anterior)
c.       Persyarafan
Sumsum tulang belakang adalah struktur silinder jaringan jaringan syaraf terdiri dari materi putih dan abu-abu, seragam terorganisir dan dibagi menjadi 4 wilayah: serviks, dada, lumbal, dan sakral yang masing-masing terdiri dari beberapa segmen. Saraf tulang belakang terdiri dari saaraf sensorik dan mototrik dari dan ke seluruh tubuh. Meskipun sumsum tulang belakang hanya sekitar 2% dari sistem saraf pusat, fungsinya sangat penting. Pengetahuan tentang anatomi tulang belakang secara fungsionalmemungkinkan untuk mendiagnosa sifat dan lokasi kerusakan sumsum dan penyakit sumsum. Adapun ke 31 saraf spinalis yaitu:
1)      Nervus hipoglossus: nervus yang mempersarafi lidah dan sekitarnya.
2)      Nervus occipitalis minor: nervus yang mempersarafi bagian otakbelakang dalam trungkusnya.
3)      Nervus thoracicus: nervus yang mempersarafi otot serratus anterior.
4)      Nervus radialis: nervus yang mempersarafi otot lengan bawah bagian posterior, mempersarafi otot tricep brachii, otot anconeus, otot brachioradialis dan otot ekstensor lengan bawah dan mempersarafi kulit bagian posterior lengan atas dan lengan bawah merupakan saraf terbesar dari plexus.
5)      Nervus thoracicus longus: Nervus yang mempersarafi otot subclavius, Nervus thoracicus longus. berasal dari ramus C5, C6, dan C7, mempersarafi otot serratus anterior.
6)      Nervus thoracodorsalis: Nervus yang mempersarafi otot deltoideus dan otot trapezius, otot latissimus dorsi.
7)      Nervus axillaris: Nervus ini bersandar pada collum chirurgicum humeri.
8)      Nervus subciavius: Nervus subclavius berasal dari ramus C5 dan C6, mempersarafi otot subclavius.
9)      Nervus supcapulari: Nervus ini bersal dari ramus C5, mempersarafi otot rhomboideus major dan minor serta otot levator scapulae.
10)  Nervus supracaplaris: Berasal dari trunkus superior, mempersarafi otot supraspinatus dan infraspinatus.
11)  Nervusphrenicus: Nervus phrenicus mempersyarafi diafragma.
12)  Nervus intercostalis
13)  Nervus intercostobrachialis: Mempersyarafi kelenjar getah bening.
14)  Nervus cutaneus brachii medialis: Nervus ini mempersarafi kulit sisi medial lengan atas.
15)  Nervus cutaneus antebrachii medialis: Mempersarafi kulit sisi medial lengan bawah.
16)  Nervus ulnaris: Mempersarafi satu setengah otot fleksor lengan bawah dan otot-otot kecil tangan, dan kulit tangan di sebelah medial.
17)  Nervus medianus: Memberikan cabang C5, C6, C7 untuk nervus medianus.
18)  Nervus musculocutaneus: Berasal dari C5 dan C6, mempersarafi otot coracobrachialis, otot brachialis, dan otot biceps brachii. Selanjutnya cabang ini akan menjadi nervus cutaneus lateralis dari lengan atas.
19)  Nervusdorsalis scapulae: Nervus dorsalis scapulae bersal dari ramus C5, mempersarafi otot rhomboideus.
20)  Nervus transverses colli.
21)  Nervus nuricularis: Nervus auricularis posterior berjalan berdekatan menuju foramen, Letakanatomisnya: sebelah atas dengan lamina terminalis.
22)  NervusSubcostalis: Mempersarafi sistem kerja ginjal dan letaknya.
23)  Nervus Iliochypogastricus: Nervus iliohypogastricusberpusat pada medulla spinalis.
24)  Nervus Iliongnalis: Nervus yang mempersyarafi system genetal, atau kelamin manusia.
25)  NervusGenitofemularis: Nervus genitofemoralis berpusat pada medulla spinalis L1-2, berjalan ke caudal, menembus m. Psoas major setinggi vertebra lumbalis ¾.
26)  Nervus Cutaneus Femoris Lateralis: Mempersyarafi tungkai atas, bagian lateral tungkai bawah, serta bagian lateral kaki.
27)  NervusFemoralis: Nervus yang mempersyarafi daerah paha dan otot paha.
28)  NervusGluteus Superior: Nervus gluteus superior (L4, 5, dan paha, walaupun sering dijumpai percabangan dengan letak yang lebih tinggi.
29)  Nervus Ischiadicus: Nervus yang mempersyarafi pangkal paha.
30)  NervusCutaneus Femoris Inferior: Nervus yang mempersyarafi bagian (s2 dan s3) pada bagian lengan bawah.
31)  Nervus Pudendus: Letak nervus pudendus berdekatan dengan ujung spina ischiadica. Nervus pudendus, Nervus pudendus menyarafi otot levator ani, dan otot perineum(ke kiri / kanan ), sedangkan letak kepalanya dibuat sedikit lebih rendah.




DAFTAR PUSTAKA

Gibson, John. 2003. Fisiologi & Anatomi Modern untuk Perawat. Jakarta : EGC.
Pearce E. 1998.  Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : PT Gramedia.
Martini, Frederic H. 2007. Anatomy and Physiology 1st Edition. Jurong: Pearson education South Asia Pte. Ltd.
Goetz, Christopher G. 2007. Cerebrovascular Diseases. In : Goetz: Textbook of Clinical Neurology, 3rd ed. Philadelphia : Saunders.
Faiz O. & Moffat D. Alih bahasa oleh Rahmalia Annisa (2002). Anatomy at a Glance. Jakarta : Erlangga.

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible

0 comments:

Post a Comment